03 Feb 2010 vs Pesik Kuningan (Away) (Persahabatan)
09 Feb 2010 vs Persik Kediri (Away) (LSI 2009/2010)
14 Feb 2010 vs Persebaya Surabaya (Away) (LSI 2009/2010)
20 Feb 2010 vs Persisam Samarinda (Home) (LSI 2009/2010)
Inilah isi artikel 58 Kode disiplin FIFA yang memuat aturan tentang diskriminasi dan rasis dalam sepakbola.
1 a) Siapapun yang menyinggung martabat seseorang atau sekelompok orang melalui hinaan, tindakan diskriminatif, atau pencemaran nama baik, atau melalui tindakan yang berhubungan dengan ras, warna kulit, bahasa, agama atau suku bangsa akan dihukum sebanyak 5 kali pertandingan. Kemudian, dilarang masuk stadion, dan didenda minimal 20000 franc swiss (176 Juta Rupiah). Jika pelaku adalah official tim, maka jumlah denda adalah sebesar 30000 franc swiss (264 Juta Rupiah).
b) Jika beberapa orang (official team atau pemain) dari klub yang sama atau timnas terus menerus melanggar ayat 1 poin a di atas, atau memperburuk keadaan, maka tim tersebut akan mengalami pengurangan nilai sebanyak 3 poin pada saat pelanggaran pertama dan 6 poin pada saat pelanggaran selanjutnya, Pelanggaran yang dilakukan terus menerus akan mengakibatkan degradasi bagi tim. Dalam system gugur, tim akan langsung didiskualifikasi.
2 a) Jika supporter tim melanggar ayat 1a , maka denda minimal 30000 franc swiss akan dijatuhkan kepada timnas atau klub terlepas dari melakukan kesalahan atau lalai melakukan pengawasan.
b) Pelanggaran serius akan mengakibatkan sanksi tambahan, seperti pertandingan tanpa penonton, WO, pengurangan nilai, atau diskualifikasi.
Penonton yang melanggar ayat 1a akan menerima sanksi berupa pelarangan masuk stadion selama 2 tahun
Pada tanggal 14 Januari lalu, Komdis PSSI memutuskan sanksi bagi Persela. Mereka mendapatkan sanksi denda 250 juta namun hukuman ini masih bersifat percobaan selama satu tahun dan akan berlaku efektif bila supporter Persela kembali melakukan kesalahan yang sama selama masa berlakunya hukuman percobaan tersebut.
“Saat pertandingan antara Persela melawan Persebaya, suporter Persela menyanyi rasis. Jadi klub yang harus bertanggung jawab. Hukuman akan berlaku efektif jika suporter Persela kembali melakukan tindakan rasis selama kompetisi
usai putusan ini,” kata Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan, di Jakarta.
Hukuman ini sama percis seperti sanksi yang dijatuhkan terhadap Persib.
Sedangkan sebelumnya, untuk kasus Arema, kasus dan hukumannya sedikit berbeda. Saat pertandingan Arema melawan Persipura, menurut komdis, ada beberapa kesalahan yang dilakukan panpel dan supporter Arema. Oknum aremania dinilai telah melakukan tindakan rasisme dan juga pelemparan terhadap pemain Persipura. Selain itu, panpel Arema pun dinilai telah lalai sehingga penonton meluber ke sentelban stadion.
“Kesalahan Arema dalam pertandingan itu, yakni Aremania menyanyikan lagu yang menjurus rasisme, serta kesalahan lain yakni adanya pelemparan botol ke arah lapangan dan jumlah penonton yang membeludak sampai ke ruang ofisial,” ujar Hinca Panjaitan di Jakarta, Jumat (11/12).
Karena tindakan itu, pada tanggal 12 desember, Arema dijatuhi hukuman oleh komdis berupa satu kali pertandingan tanpa penonton pada saat menjamu Persib Bandung (19/12) dan juga denda Rp. 50 juta.
Terkait dengan sanksi terhadap Persib, bobotoh sebenarnya masih bisa menyelamatkan klub tercintanya ini dari hukuman 250 juta. Bobotoh hanya tinggal tidak menyanyikan lagi lagu-lagu yang tidak berpengaruh pada permainan Persib dilapangan itu. Karena hukuman dari komdis ini hanya bersifat percobaan selama setahun. Namun sebaiknya bobotoh tidak hanya menghilangkan kebiasaan ini hanya setahun saja, namun lebih baik untuk selamanya.
Bobotoh harus mengerti dengan keadaan Persib yang selalu diintai gerak-geriknya oleh berbagai pihak. Ini karena Persib adalah klub besar. Klub yang mendapatkan perhatian media yang luas. Arema yang selalu bertengger di posisi pertama saja masih kalah jumlah siaran langsungnya dengan Persib. Ini yang menyebabkan berita tentang Persib dan segala tindak tanduknya selalu mempunyai nilai jual. Termasuk berita negatifnya. Wajar jika nyanyian saja menjadi perhatian bagi komdis, sedangkan lagu-lagu kasar juga dinyanyikan di daerah lain, namun tidak diperhatikan oleh mereka.
Apa ruginya kita tidak menyanyikan lagu-lagu kasar tersebut? Selain tidak berpengaruh terhadap mental para pemain dilapangan, lagu-lagu ini juga tidak mendidik anak-anak kita. Dengan selalu disiarkannya pertandingan Persib di Jalak lewat televisi, dengan nyanyiannya itu, bobotoh hanya akan mendapatkan antipati dari masyarakat indonesia lainnya, terutama bagi masyarakat yang tidak mengerti arti kefanatikan terhadap klub sepakbola.
Persib adalah klub yang beruntung mempunyai bobotoh sangat loyal dari berbagai latar belakang kreatifitas. Beberapa band ternama menyumbangkan lagunya buat Persib. Seperti Koil, Mocca, PAS band, Kang Ibing, Kuburan, dll. Lagu mereka pun jauh lebih bagus. Bukankah lebih baik untuk menyanyikan lagu-lagu tersebut di stadion?
Akhirnya Persib Bandung terkena hukuman percobaan selama 1 musim kompetisi dan diancam denda 250 juta akibat ulah sebagian bobotohnya yang dianggap rasis oleh omisi Disiplin (komdis) PSSI. Komdis menjatuhkan hukuman ini dengan alasan, bobotoh selalu menyanyikan atau meneriakan yel-yel yang menghina kelompok supporter lain. Jika dalam 1 musim ini terdengar kembali yel-yel atau nyanyian serupa, maka Persib harus membayar denda tersebut. Akan tetapi, apakah benar bobotoh Persib telah melakukan rasis ? Adilkah tuduhan ini? Mari kita telusuri bersama.
Rasis, seperti yang tercantum dalam Wikipedia adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur yang lainnya.
Menurut UU No. 40 Tahun 2008, Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis, Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rasisme adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan yang berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda; atau paham yang memandang ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul.
Dalam sepakbola, FIFA sebagai lembaga tertinggi sepakbola dunia tentu saja mengatur masalah rasisme ini. Masalah ini masuk dalam artikel no 58 kode disiplin FIFA tentang diskriminasi.
Menurut FIFA, diskriminasi adalah : Anyone who offends the dignity of a person or group of persons through contemptuous, discriminatory or denigratory words or actions concerning race, colour, language, religion or origin
Artinya : Siapapun yang menyinggung martabat seseorang atau sekelompok orang melalui hinaan, tindakan diskriminatif, atau pencemaran nama baik, atau melalui tindakan yang berhubungan dengan ras, warna kulit, bahasa, agama atau suku bangsa.
Dari kalimat di atas sangatlah jelas, bahwa pengertian diskriminasi menurut FIFA mempunyai 2 definisi, yaitu:
1. Siapapun yang menyinggung martabat seseorang atau sekelompok orang melalui hinaan, tindakan diskriminatif, atau pencemaran nama baik.
2. Siapapun yang menyinggung martabat seseorang atau sekelompok orang melalui tindakan yang berhubungan dengan ras, warna kulit, bahasa, agama atau suku bangsa.
Melihat dari definisi rasis dan diskriminasi dari FIFA di atas, jelas bahwa melalui yel yel dan nyanyiannya, bobotoh Persib telah melanggar kode disiplin FIFA tersebut, yaitu menyinggung martabat seseorang atau sekelompok orang melalui hinaan. Maka, hukuman percobaan pun harus diterima Persib karena kelakuan sebagian bobotohnya.
Yang justru menjadi masalah adalah, jika nyanyian ini dilakukan oleh para oknum bobotoh, maka kenapa Persib yang harus menanggung akibatnya ?
(Khrisna/ SM)
Tadi pagi pukul 8, Suchao Nutnum telah meninggalkan Bandung untuk kemudian pukul setengah satu nanti terbang dari cengkareng menuju negaranya, Thailand, dengan menggunakan pesawat Thai Airways. Perjalanan Indonesia – Thailand akan menghabisakan waktu sekitar tiga setengah jam.
Ia mengaku tadi malam diajak Ronggo keliling bandung dan makan sampai malam. Namun sampai subuh ia masih tidak dapat tidur di kamarnya.
“Saya baru dapat tidur jam setengah lima karena memikirkan kepulangan ini, saya senang akan kembali bertemu keluarga, namun juga saya sedih meninggalkan semua orang disini. Bobotoh Persib adalah yang terbaik, para pemain Persib juga semuanya baik-baik, official, Haji Umuh, juga pak Hasan dan bu Linda. Saya akan mengingat semuanya,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Pada sela-sela perbincangan dengan wartawan, ia mengungkapkan sedikit rahasia tentang kepulangannya ke Thailand. “Saya akan melangsungkan pernikahan pada tanggal 18 Februari depan dengan seorang gadis berusia 23 tahun yang mempunyai nama panggilan Sunny,” kata pria yang sempat salah menyebutkan angka dua menjadi satu ini.
Suchao pun mengharapkan tahun depan, ia bisa diijinkan klub dan manajernya disana untuk bisa kembali membela Persib Bandung pada jeda kompetisi lokal dengan status pinjaman dari klubnya. Bulan lalu, ia ditransfer dari TOT FC ke Buriram PEA FC dan telah menandatangani kontrak selama 3 tahun dengan klub barunya ini tanpa mau menyebutkan nilai kontraknya.
Tak lupa, ia pun membawa banyak cinderamata yang dibelinya sendiri ataupun oleh-oleh dari kerabat dan bobotoh, seperti wayang cepot, angklung, baju batik, dan yang hampir tertinggal adalah poster dirinya berukuran besar.
Beberapa official lalu mengantarkannya ke Jakarta, juga ikut Satoshi Otomo, pengganti Suchao, yang hari ini akan mengikuti tes fisik yang diwajibkan oleh PSSI selain menguruskan keperluan administrasi lainnya.
Berfoto dahulu bersama official
Meninggalkan bandung
Kesayangan bobotoh
Tahun depan balik lagi yah... Okelah kalau begitu
Bawa banyak oleh-oleh euy
Last good bye
Satoshi Otomo juga ikut tapi hanya sampai Jakarta