Panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persib menerima keputusan Komisi Disiplin (komdis) PSSI yang menjatuhkan denda Rp 20 juta akibat memasukkan pendukung Persebaya, Sabtu (23/1) lalu, meski belum menerima salinan putusan itu. "Tidak ada kesempatan untuk banding, kami akan memenuhi sanksi Komdis PSSI," tutur Sekretaris Panpel Persib Budhi Bram Rachman, Jumat (29/1).
Budhi mengatakan, upaya banding bisa dilakukan jika memenuhi syarat minimum sanksi denda. "Kalau tidak salah, denda Rp 20 juta di bawah denda minimum. Jadi, kita tidak bisa banding," ujarnya. Ia mengatakan saat ini masih menunggu surat resmi putusan tersebut, lalu akan berkordinasi dengan Persebaya yang harus membayar ganti rugi kerusakan kepada Panpel Persib Rp 50 juta.
Menurut dia, putusan yang kini harus diterima panpel bukan berarti pengawas pertandingan tidak melakukan pembelaan apa pun. Pengawas pertandingan di mata dia sudah membantu dalam memberikan keterangan yang terjadi di lapangan saat itu. Akan tetapi, adanya siaran langsung di televisi, komdis memiliki penilaian tersendiri.
"Pada saat Persib melawan Persebaya, terlihat ulah bonek yang turun ke lapangan dan mungkin di antaranya juga terdengar nyanyian-nyanyian rasis. Akan tetapi, kalau dicermati, nyanyian itu bukan dari suara bobotoh dan tidak ditujukan kepada tim lawan maupun tuan rumah," katanya.
Dia menambahkan, komdis memberikan keputusan itu setelah menyaksikan tayangan di televisi selain mempertimbangkan keterangan yang diberikan oleh panpel maupun pengawas pertandingan. Siaran langsung merupakan barang bukti fisik yang terlihat dan tidak bisa disangkal.
"Dengan demikian, Persib mengalami hukuman percobaan. Kalau untuk Persib, itu baru hukuman percobaan selama satu musim ini. Oleh karena itu, belum tentu harus membayar Rp 250 juta. Akan tetapi, kalau pelanggaran yang sama terjadi lagi (rasis), denda itu harus dibayar oleh Persib," kata dia.
Ketua Komdis Hinca Panjaitan mengatakan, lagu rasis yang sering dinyanyikan bobotoh adalah Viking-Bonek sama saja, asal jangan The Jak, The Jak itu.... Lagu nyanyian berbau rasis lainnya seperti sering dinyanyikan suporter klub lain dengan kalimat terakhir, ... dibunuh saja. Komdis mendengar kata-kata rasis itu di televisi ketika pertandingan disiarkan secara langsung.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Bomber Nevi Efendie yang dihubungi terpisah mengaku kecewa atas putusan komdis. Menurut dia, komdis tidak melihat dampak luas apabila bonek dibiarkan tidak menyaksikan pertandingan Sabtu lalu.
Panpel sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengantisipasi jumlah kerugian yang lebih besar. Akan tetapi, kalau bonek dilarang masuk, dikhawatirkan akan berulah lebih.
Terkait dengan hukuman percobaan dari Komdis PSSI bagi Persib, Nevi pun merasa keberatan. Selama ini, bobotoh tidak pernah menyanyi-nyanyikan lagu berbau rasis. "Jangan mentang-mentang Persib sedang naik-naiknya, komdis malah menjatuhkan sanksi percobaan kepada Persib. Menurut saya ini tidak adil, karena panpel dan bobotoh lebih mengutamakan kepentingan yang lebih besar lagi yaitu menyelamatkan Bandung dan sekitarnya," kata dia.
Secara konkret, kata Nevi, Bomber akan memberikan surat resmi kepada Komdis PSSI yang berisi keberatan dan minta keadilan perihal keputusan tersebut. Dia akan berkoordinasi dengan organisasi pendukung Persib seperti Viking.