Kekalahan Pesib dari Persijap
sabtu malam itu memang
menyesakkan bagi bobotoh.
Pasalnya, dengan 10 kali
kekalahan, peluang Persib
menjuarai LSI 2009/2010
tertutup sudah. Tertutup? Ya,
karena dengan kekuatan yang
dimiliki oleh Arema dan
Persipura musum ini, sangat
tidak mungkin memprediksi
kedua tim tersebut kalah
terus menerus sampai akhir
musim.
Nova Arianto berpendapat
bahwa jangan ada yang saling
menyalahkan, kekalahan-
kekalahan beruntun ini harus
disikapi dengan bijak.
Namun nyatanya, tekanan
dari bobotoh begitu keras
terhadap kepemimpinan head
coach, Jaya Hartono. Bobotoh
menilai, Jaya Hartono tidak
dapat meramu tim dengan
materi sekelas Persib,
walaupun Jaya masih
mengelak bahwa materi
Persib sudah banyak
berkurang dengan sudah tidak
bergabungnya Hilton, Kosin,
dan Suchao, tapi dengan
masih adanya 6 pemain
timnas, siapa yang masih
meragukan materi Persib saat
ini? Coba bandingkan dengan
materi pemuncak klasemen,
Arema.
Selain itu, Jaya Hartono dinilai
bobotoh tidak bisa
mengangkat mental dan
memotifasi pemain sebelum
bertanding.
Maka, ketika ada isu
pemukulan oleh Jaya Hartono
terhadap seorang bobotoh
ketika sabtu malam lalu,
beberapa spekulasi meyakini,
bahwa Jaya Hartono merasa
tersinggung dengan suara
bobotoh yang menginginkan
pengunduran dirinya dari kursi
pelatih Maung Bandung.
Ternyata kronologis seperti itu
disangkal oleh Jaya dan
seorang bobotoh yang
mengaku sebagai korban
bernama Agus Fajar.
Walaupun demikian, Jaya
Hartono mengakui, dirinya
melakukan ‘penamparan’ atau
ia menyebutnya sebagai
‘mengayunkan tangan’ kepada
Agus. Lewat Konfrensi pers
yang diadakan di stadion
Sidolig sore ini.
Jaya Hartono menjelaskan
kronologis kejadian disaksikan
oleh H Dedi dan M Farhan
Konfrensi pers sendiri dihadiri
oleh beberapa perwakilan,
selain Jaya Hartono dan Agus
Fajar, ada H Dedi (wk.
manajer tim), M Farhan
(konsorsium/wk. direktur),
dan Herru Joko (Viking).
Berikut kronologis yang
dipaparkan oleh Jaya Hartono
dan Agus Fajar.
“Sebelum pertandingan,
pendukung Persijap terus
melakukan provokasi-
provokasi baik kepada saya
maupun pemain. Ditambah
dengan situasi panas di
lapangan yang membuat
emosi meninggi. Lalu pada
saat sesudah pertandingan,
sewaktu saya akan masuk ke
bus, ada beberapa umpatan
yang dilakukan oleh supporter
lawan kepada Markus. Saya
orang yang selalu melindungi
pemain. saat itu dalam situasi
yang serba panas, saya
melihat ada pak Agus ini di
depan bus dengan mimik
muka yang marah, tepat
didepan bus. Dengan emosi
tinggi saya mengayunkan
tangan saya kepadanya,” kata
Jaya Hartono.
Kejadian ini dibenarkan juga
oleh Kang Agus Fajar.
“Saat itu memang ada
supporter Persijap yang
menghina Markus, untuk itu
saya marah dan berteriak
kepada mereka. Mungkin Pak
Jaya melihat saya yang
berteriak kepada Markus,
karena saat itu saya
menggunakan bahasa sunda.
Padahal sebenarnya saya
marah kepada pendukung
Persijap,” kata bobotoh
berumur 39 tahun itu.
Karena kesalahan kumonikasi
itu, Jaya Hartono menganggap
bahwa semuanya sekarang
sudah jelas, dan mengatakan
bahwa mereka sudah
berdamai.
“Secara pribadi, saya meminta
maaf kepada Pak Agus dan
keluarga serta bobotoh semua
dimanapun. Saya sadar,
banyak yang mengecam
tindakan saya ini, namun ini
disebabkan situasi panas yang
terjadi saat itu, dan saya
khilaf,” kata pelatih yang sore
itu memakai baju kuning.
Permintaan maaf juga datang
dari mulut Pak Agus yang
tidak mengharapkan Jaya
Hartono masuk dalam
keadaan serba sulit seperti ini.
Pelatih dan pemain pasti
datang dan pergi, namun
bobotoh tak pernah
meninggalkan Persib.
Tuesday, April 13, 2010
kronologis
We are back B-)
Copyright © 2010 beritabobotoh.blogspot.com. All Rights Reserved.
Setiap materi dalam Situs ini boleh Anda kutip, sepanjang Anda mengikuti ketentuan Creative Common Attribution-NonCommercial-ShareAlike 2.0.
Setiap materi dalam Situs ini boleh Anda kutip, sepanjang Anda mengikuti ketentuan Creative Common Attribution-NonCommercial-ShareAlike 2.0.
Copyright © 2010 Beritabobotoh.blogspot.com. All Rights Reserved.
0 Komentar:
Post a Comment
Silakan isi box komentar