::Khrisna Prasetya::
Manajemen Persib Bandung mendapat
teguran keras dari pihak PT Liga Indonesia selaku penyelenggara Liga
Super Indonesia (LSI) berkenaan dengan ulah supporternya yang masih
menyanyikan lagu berlirik rasis. Direktur PT Persib bandung Bermartabat
(PT PBB), Umuh Muhtar mengatakan bahwa teguran ini berkenaan dengan
nyanyian yang dinyanyikan bobotoh pada saat pertandingan Persib melawan
Sriwijaya FC, Senin 17 Mei 2010.
“Kita kembali mendapatkan teguran keras
dari PT LI terkait nyanyian-nyanyian yang termasuk kategori rasis yang
dinyanyikan oleh bobotoh di stadion Siliwangi Senin lalu,” ungkap
Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat, H Umuh Muhtar di studio
Bandung TV Selasa malam tadi, 18 Mei 2010.
Padahal, saat ini Persib tengah
menjalani sanksi percobaan selama satu tahun dari komdis PSSI karena
beberapa bulan lalu melakukan hal yang sama. Untuk itu sanksi berupa
denda 250 juta kemungkinan akan diterima manajemen Persib akibat
tindakan bobotohnya ini.
Ia lalu menyayangkan jika bobotoh mulai
membawa kebencian baru dengan beberapa yel-yel provokasi terhadap
kelompok suporter atau klub lain yang sebenarnya tidak punya sejarah
permusuhan sebelumnya, seperti dengan Arema. Padahal, antara Bobotoh
dan Aremania tidak pernah terjadi perselisihan dan hubungan kedua pihak
pun baik-baik saja.
Selain itu, Persib juga kemungkinan
akan kembali mendapatkan kesulitan untuk mengurus izin dari kepolisian
setelah adanya laporan-laporan yang masuk ke telepon genggam H Umuh
setelah laga versus Sriwijaya FC tanggal 17 lalu.
“Polres Bandung Tengah sudah melaporkan
kepada saya bahwa ada beberapa kerusakan yang diderita warga yang
mempunyai rumah disisi rel kereta karena dilempari batu. Juga beberapa
laporan tindakan-tindakan kurang terpuji yang dilakukan bobotoh di
jalan raya,” keluhnya.
H Umuh masih tidak mengerti mengapa
kejadian-kejadian ini terus menerus terulang. Seperti ada trend yang
salah yang diadopsi oleh bobotoh tentang bagaimana caranya mendukung
kesebelasannya.
“Saya sedih, sekarang sewaktu saya
pulang, ada banyak bobotoh yang mengamen dijalan dengan cara sedikit
memaksa. Musim lalu tindakan-tindakan seperti ini belum ada,” katanya.
Ia heran, sebenarnya apa yang
diinginkan oleh bobotoh-bobotoh ini. Jika ini disebut oknum, maka
jumlah mereka ini terlalu banyak. Ini sudah seperti budaya yang salah
yang terserap oleh generasi baru bobotoh.
“Mulai sekarang saya meminta
bobotoh-bobotoh yang benar-benar mencintai Persib untuk membantu
mengingatkan teman-teman lainnya untuk mendukung Persib dengan santun.
Nama baik Persib itu tanggung jawab semua pihak termasuk bobotohnya,”
tutupnya. (Sima)
Lap: Khrisna Prasetya
0 Komentar:
Post a Comment
Silakan isi box komentar