Pasang Iklan di Sini

Friday, February 26, 2010

artikel-Persib butuh playmaker sekarang juga

Alhamdulilah persib menang lagi, hasil yang cukup positif untuk mengejar ketertinggalan defisit 12 angka dari sang pamuncak klasemen Arema Indonesia.

Tapi dilihat dari permainannya, maaf maaf beribu maaf tidak ada maksud untuk “tidak berterimakasih atas jerih payah pemain”, saya ingin mengatakan bahwa permainan Persib seperti ini (berkaca pada dua pertandingan sebelumnya juga) cukup menghawatirkan untuk mengarungi kerasnya sisa kompetisi musim ini. Sangat jauh berbeda ketika Persib masih diperkuat Suchao Nuchnum dimana Pelatih Jaya Hartono sendiri mengatakan gelandang Persib adalah gelandang terbaik di Indonesia, yang begitu “megang” dan menguasai lapangan tengah. Lalu apa yang salah dengan Persib di putaran kedua ini?

Tentu saja semua orang bisa menjawabnya, Persib kehilangan seorang Playmaker seperti Cabanas dan Suchao. Playmaker seperti mereka bisa diibaratkan bumbu penyedap rasa yang akan melezatkan seluruh masakan (meminjam istilah Kang Rudi_Choung dalam artikel Persib, Masakan dan Koki. Siapa yang Salah?). Seorang Playmaker akan membuat para pemain berkualitas no. 1 yang dimiliki Persib menjadi hidup dan “kesetanan” seperti dalam laga Persib-Persebaya dan Persib-Persik akhir putaran pertama lalu. Seorang Playmaker akan bisa memegang kendali permainan, mengatur ritme, mengatur penyerangan, dan membuat para pemain lain menjadi isitilahnya “kabawa alus”.

Jadi dalam artikel ini, saya ingin menyampaikan aspirasi (sekali lagi hanya aspirasi, unek-unek, kata hati, “gerentes hate anu ngaggugudag dina dada”, bukan bermaksud menggurui dan memojokkan satu pihak), untuk Pak Umuh dan jajaran Pelatih, bahwa PERSIB MEMBUTUHKAN PLAYMAKER SAAT INI JUGA, jika masih bercita-cita menjadi Juara tahun ini. Kehadiran Playmaker inilah yang menjadi masalah klasik Persib sejak beberapa tahun ini. Musim kemarin ketika Cabanas tidak main, permainan Persib pasti langsung “moyodok” (jelek, pen). Dan di musim ini, ketidak hadiran seorang Suchao benar-benar begitu terasa. Tanpa Suchao, Persib ibarat sayur tanpa garam, ibarat raga kehilangan ruh. Kita bisa lihat, Persib kalah menyakitkan di awal musim melawan PSM dan Persiba, Persib dibantai memalukan oleh tim promosi Persema, dan rekor fantastis Persib selalu menang di kandang pupus oleh musuh bebuyutuan Persija. Tentu saja tidak mengesampingkan juga fakta bahwa ketika ada Suchao, Persib pun pernah kalah. Tapi setidaknya waktu ada Suchao, walau kalah, permainan Persib tetap ciamik. Contohnya ketika Persib melawan Persipura, permainan Persib bisa diibaratkan permainan klub-klub Eropa waktu itu. Menyaksikan pertandingan Persib 2 x 45 menit seperti hanya sekejap mata saja, saking asyiknya. Permainan cantik seperti inilah yang dirindukan bobotoh, sehingga walau pun kalah, bobotoh tetap puas.

Jadi menurut hemat saya, masalah inti dari Persib untuk sekarang-sekarang ini ada 3 hal :
1. Playmaker
2. Playmaker
3. Playmaker

Tapi saya cukup terkejut dengan pemikiran-pemikiran seorang Jaya Hartono di musim ini. Di awal musim setelah kalah dari PSM dan Persiba, JH menyimpulkan bahwa kelemahan Persib adalah di sayap kiri yang ditinggalkan Siswanto. Tentu saja ini menjadi pertanyaan buat saya. Bukankah yang dibutuhkan saat itu adalah seorang pengganti Cabanas? Bukankah di sayap kiri kita masih memiliki Atep? Dan untung saja saat itu Pak Umuh “menemukan” seorang sayap kiri yang dicari JH yang “kebetulan” beroperasi juga di tengah, yaitu Suchao Nuchnum. Pada saat ujicoba lawan Persib U-21 Suchao dicoba dipasang di sayap, permainan Persib kurang berkembang, dan pada saat dipasang di tengah pada babak II, barulah permainan Persib menjadi lebih berkembang. Dan kita sudah lihat hasil berikutnya, adanya Suchao yang menjadi Playmaker pengganti Cabanas, benar-benar menjadi solusi atas masalah Persib saat itu.

Lalu keterjutan kedua saya datang ketika awal putaran 2 musim ini bergulir. Hengkangnya Suchao diganti JH oleh sosok Satoshi Otomo, yang dari awal diwanti-wanti, Satoshi berbeda dari Suchao. Satoshi seorang “destroyer”, pengatur serangan akan dialihkan pada Eka Ramdani. Pertanyaan saya, mengapa harus beda? Gaya permainan boleh saja beda, tapi peran dan fungsi haruslah sama, yaitu playmaker, pemegang visi permainan, karena itulah masalah inti persib saat ini, yang perannya belum bisa dijalankan oleh seorang Eka Ramdani sendirian, harus ada tandem.

Dan melihat dua pertandingan Persib-Persik serta Persib-Persebaya di awal putaran ini, menurut hemat saya Satoshi Otomo memang bukan tipe yang dibutuhkan Persib saat ini yaitu seorang Playmaker, apalagi jika melihat pertandingan melawan Persebaya, banyak yang mengatakan Satoshi “ciga langlayangan pegat, lulumpatan kaditu kadieu teu paruguh”.

Apakah pilihan Jaya Hartono ini salah? Padahal dia seorang pelatih lisensi A, pelatih yang berpengalaman menangani Persib selama satu setengah tahun, pelatih yang mengerti kebutuhan tim. Apakah mungkin pelatih sekaliber JH yang pernah membawa Persik Kediri Juara ini bisa membuat keputusan yang salah? Menurut saya bisa saja. Apalagi jika mengingat track record JH di Persib dalam dua musim ini. JH pernah mengambil Bastos yang akhirnya banyak dibangkucadangkan di beberapa pertandingan terakhir musim kemarin. JH juga pernah gagal memilih Fabio Lopes Alcantara yang jarang sekali dimainkan padahal itu adalah pilihan dia sendiri. Jadi mungkin saja JH salah memilihi bukan?

Untuk menentukan apakah Satoshi Otomo adalah problem solver masalah Persib, sebenarnya butuh satu atau dua pertandingan lagi. Tapi mungkin intuisi kita bisa menentukan saat ini juga, bahwa Satoshi Otomo bukanlah “pemecah masalah” Persib. Jika hal ini terlambat ditangani, bisa jadi Persib kembali terseok-seok di musim ini, dan menunda keinginan Juara untuk tahun depan, atau tahun depannya lagi, atau tahun depannya lagi, seperti selama ini. Sesuatu yang sangat menyakitkan mengingat sudah hampir 15 tahun bobotoh menunggu.

Terakhir, saya mengusulkan kepada Pak Haji Umuh, mumpung Persib sedang mencari seorang pemain asing guna menggenapi kuota 2 pemain asia, sebaiknya Persib mencari Playmaker yang benar-benar berkualitas sekaliber pemain timnas. Dulu sewaktu putaran pertama, saya sangat gembira dengan statemen Pak Haji bahwa di putaran 2, Pak Haji akan menyiapkan kejutan untuk mengganti Suchao. Saya membayangkan kejutan yang dimaksud Pak Haji adalah Pemain Timnas Jepang atau Korea atau Arab atau Irak atau pemain yang pernah merumput di Liga Premier Ingris dan lain-lain. Pokoknya pemain yang benar-benar mengejutkan. Tapi jika pengganti Suchao adalah seorang pemain dari Divisi II di Jepang, tampaknya itu bukan merupakan kejutan. Jadi kejutan dari Pak Haji yang pernah dijanjikan pada putaran pertama masih saya tunggu, Pak Haji. Saya yakin tim sekaliber Persib, yang memiliki link di mana-mana, yang memiliki finansial yang kuat, BISA mendatangkan pemain-pemain hebat seperti Suchao Nutnum. Janganlah keburu kepincut dengan pemain-pemain yang melamar di Persib, karena terbukti hasil perekrutan dengan cara seperti itu kurang berhasil. Saya mengusulkan Persib membeli pemain-pemain yang sudah terbukti kualitasnya dan tidak harus dites lagi.

Saya tunggu kejutannya Pak Haji. Viva Persib Viva Pak Haji Umuh Muhtar.

Untuk bobotoh, selamat berdiskusi. Perlukah Persib merekrut seorang playmaker asing lagi? Mungkin Satoshi Otomo bisa digeser ke sayap kanan melapis Gilang Angga karena Satoshi punya skil umpan-umpang krosing yang mantap. Selamat berdiskusi, menyumbang saran dan kritik untuk kemajuan Persib.

Penulis: Tri Baskara

0 Komentar:

Post a Comment

Silakan isi box komentar

We are back B-)


Copyright © 2010 beritabobotoh.blogspot.com. All Rights Reserved.
Setiap materi dalam Situs ini boleh Anda kutip, sepanjang Anda mengikuti ketentuan Creative Common Attribution-NonCommercial-ShareAlike 2.0.

Profil/Biodata

Markus--Nova-Satoshi (Mantan pemaen)-Atep-Gilang-Munadi-Gonzalez-Airlangga-

Pengunjung Hari Ini


Copyright © 2010 Beritabobotoh.blogspot.com. All Rights Reserved.