Pasang Iklan di Sini

Monday, April 26, 2010

Persib Berharap Kepada Menpora

Kerap dikerjai wasit di Liga Super Indonesia (LSI) musim ini, membuat kubu Maung Bandung pasrah. Termasuk, surat protes yang dilayangkan kepada PSSI ditanggapi pasrah Persib.

Asisten Pelatih Persib Yusuf Bachtiar mengakui, melihat kinerja PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid yang kurang respon terhadap berbagai persoalan di lapangan, membuatnya tidak bisa berharap banyak. Dari dulu kasusnya selalu terulang. Jadi, kita tidak bisa berharap PSSI bisa menyelesaikannya, kata Yusuf, Senin (26/4/2010).

Yang kini bisa diharapkan, kata Yusuf, adalah kepedulian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng. Dia berharap, Menpora bisa segera merespon persoalan di lapangan, terutama kinerja wasit yang kerap menodai laga.

Saya kira persoalannya bukan hanya Persib. Tim lain pun pernah dikerjai wasit dan akhirnya melapor ke PSSI. Tapi ternyata belum ada tanggapannya, jekasnya.

Yusuf menyarankan Menpora bisa membentuk lembaga independen pengawas wasit seperti Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Sehingga, kinerja wasit tidak bisa lagi seenaknya saat di lapangan.

Persoalan wasit ini sudah dalam tahap kritis. Wasit sudah tidak malu lagi berbuat curang. Harus ada pihak independen yang peduli dan cepat merespon, pungkasnya.
(acf)
(Khrisna) Sumber Okezone

Rene Masih Trauma

Bek Persib Bandung asal Paraguay Cristian Rene Martinez mengaku masih trauma atas kinerja wasit saat laga kontra Pelita Jaya di stadion Singaperbangsa, Karawang, Sabtu (24/4/2010). Rene mengaku memendam kekecewaan mendalam karena laga berakhir ricuh akibat ulah wasit Najamudin Aspiran.

Menghadapi Persitara Jakarta Utara, Rabu (28/4/2010) nanti, Rene mengaku masih sulit percaya kepada kinerja wasit. Sebab, dia khawatir wasit akan kembali menguntungkan tuan rumah dan merugikan Maung Bandung.

"Jujur saja, rasa trauma dan kecewa itu masih terasa sekali. Baru kali ini saya lihat wasit jadi pemicu masalah dan tidak bersikap profesional sampai membuat ricuh para pemain, ofisial serta penonton," jelas Rene usai latihan di stadion Siliwangi, Senin (26/4/2010).

Rene mengaku, kekhawatirannya ini cukup memengaruhi persiapannya menghadapi Persitara nanti. Meski begitu, sebagai pemain profesional, dirinya akan tetap berupaya fokus dan melupakan kejadian di Karawang lalu.

"Biarlah kita hanya berharap wasit lebih adil lagi. Saya akan mencoba lupakan kejadian di Karawang agar main lepas. Tapi kalau wasit melakukan hal yang sama, wajar jika kami protes," tegasnya.
(Khrisna)
Sumber Okezone

"Hindari Wasit Curang,Persib Bawa Polisi"

Dengan nada bercanda, bomber andalan Persib Bandung Christian Gonzales menyarankan Persib membawa polisi, saat laga kontra Persitara Jakarta Utara, pada laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI), Rabu (28/4/2010) nanti. Hal ini untuk mencegah kecurangan yang dilakukan wasit.

Pemain berjuluk El-Loco ini menyatakan, jika wasit bertindak macam-macam bisa langsung ditangkap. Seperti yang terjadi di Semarang, usai laga PSIS Semarang kontra Mitra Kukar, di Stadion Jatidiri Semarang, 20 Februari 2010 lalu.

Kala itu usai berganti pakaian, wasit dan dua asistennya serta Pengawas Pertandingan (PP) diangkut dengan mobil polisi ke Polwiltabes Semarang untuk menjalani pemeriksaan. Mereka adalah wasit Dedy Wahyudi (Denpasar), asisten wasit I Fajar Riyadi (Yogyakarta), asisten wasit II Sutopo (Surabaya) dan PP Khairul Agil.

Alasan penangkapan tersebut karena Kapolda mencurigai wasit bertindak tidak adil saat memimpin laga tersebut, dan dikhawatirkan berdampak pada kerusuhan dan perkelahian antar pemain, meski hal itu akhirnya tidak terjadi.

Jadi, kalau wasitnya curang, bisa ditangkap tuh sama Pak Polisi. Jadi mereka juga takut untuk berbuat tidak adil, ungkap Gonzales sambil tertawa, saat ditemui di Stadion Siliwangi, Bandung, Senin (26/4/2010).

Meski begitu, Gonzales berharap wasit kali ini lebih bersikap bijaksana. "Wasit harus malu kepada penonton. Jangan sampai merusak laga dan menjadi biang kerusuhan, jelasnya.
(Khrisna) Sumber okezone

Persib Bandung Berharap Kepada Kemenpora

Kejadian yang berulang-ulang yang terjadi di Liga Super Indonesia (LSI) pada tiap musimnya sudah mencapai titik yang kronis sehingga banyak pihak yang sudah tidak mempunyai kepercayaan kepada PSSI sebagai lembaga pemegang regulasi untuk bisa memperbaiki semua kekacauan ini. Asisten pelatih Persib, Yusuf bachtiar berharap, Kementrian Pemuda dan Olahraga yang pada kabinet ini dipimpin oleh Andi Mallarangeng dapat berperan aktif untuk memperbaiki semuanya.

Yusuf Bachtiar melihat bahwa seperti pada kasus yang sedang hot-hotnya akhir-akhir ini, sepakbola Indonesia selayaknya mempunyai sebuah lembaga independent seperti KPK bentukan Kemenpora yang dapat mengawasi dan menyidik setiap kejadian-kejadian yang ganjal seperti protes terhadap wasit. Sehingga bukan tidak mungkin, nantinya akan ada juga gayus-gayus dalam sepakbola Indonesia.

“Kejadian seperti yang menimpa Persib Sabtu 24 April lalu, sebenarnya sudah kerap terjadi berulang-ulang di Liga Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Jadi harus dilihat darimana akar permasalahannya,” katanya ketika berbincang-bincang dengan para wartawan sesaat setelah latihan pagi ini.

Satu yang pasti, sarana yang paling sering membuat kekacauan ini adalah wasit. Beriring dengan waktu, tidak ada perbaikan signifikan yang dilakukan komisi wasit untuk memperbaiki nama baik institusi mereka.

“Maka ada baiknya, komisi wasit dapat diambil alih oleh Kemenpora lewat badan independent. Jika alasan gaji wasit yang menjadi alibi selama ini, maka jika perwasitan ada dibawah Kemenpora, para wasit ini menjadi PNS yang jika sudah pensiun dari wasit bisa terus berkarir sebagai pegawai negeri,” usulnya.

Karena selama ini mungkin wasit juga serba salah, terkait karirnya selanjutnya, maka mau tidak mau wasit yang baikpun akhirnya masuk ke dalam lingkaran hitam persepakbolaan Indonesia.

Yusuf bercerita, pada saat istirahat babak pertama, ia sempat berbincang dengan pengawas pertandingan. Pada perbincangan itu, sang pengawaspun mengakui bahwa ada banyak keputusan-keputusan dari wasit yang aneh. Namun tidak ada mekanisme yang dijalankan oleh pengawas pertandingan tersebut.

“Semestinya ia memanggil sang wasit dan menanyakan kepadanya terkait keputusan-keputusannya, jika memang sang pengadil mendapatkan tekanan dari pihak tertentu, sudah seharusnya ia mengganti wasit tersebut,” katanya.

Nyatanya, wasit Najamuddin Aspiran memimpin pertandingan sampai menit ke-88 dan akhirnya terjadilah kerusuhan yang tidak diinginkan Yusuf Bachtiar diakibatkan oleh wasit yang tidak memimpin dengan baik.

Bukan tidak mungkin, jika kejadian-kejadian seperti ini terus berlangsung, maka nantinya akan ada liga tandingan yang diusulkan oleh klub-klub yang merasa terus dirugikan, dengan meminta bantuan Kemenpora. Karena bagaimanapun, ini juga terkait dengan mental bangsa, jangan sampai kelicikan-kelicikan yang terjadi dalam sepakbola menjadi hal yang biasa dan menjadi bagian budaya bangsa Indonesia.

(Khrisna)

Sumber: Sima Maung

Fokus: Inilah Wasit Kontroversial Najamuddin Aspiran

Nama Najamuddin Aspiran mungkin saja tidak terlalu dikenal, tetapi usai laga yang berakhir ricuh antara Pelita Jaya Karawang dan Persib Bandung di Stadion Singaperbangsa, Sabtu (24/4), nama sang juru pengadil itu kontan menjadi buah bibir, terutama di kalangan penggemar sepakbola nasional khususnya Persib Bandung.

Partai derby Jawa Barat yang dipimpin oleh Najamuddin Aspiran berakhir dengan chaos. Beragam keputusan 'aneh' yang dikeluarkannya di sepanjang pertandingan tersebut dianggap terlalu memihak tuan rumah. Kesabaran ribuan pendukung Persib Bandung yang memadati stadion pun menipis hingga terjadi kericuhan.

Meski pemantik kerusuhan dimulai oleh perayaan gol berlebihan yang dilakukan oleh salah satu anggota dewan Karawang, tetap saja wasit Najamuddin Aspiran menjadi sasaran tembak offisial dan pendukung Persib hingga dia harus diamankan.

Beragam komentar miring datang dari kubu Persib seusai pertandingan. H. Umuh Muchtar, manajer Persib, mengungkapkan pihaknya siap mengajukan banding dan meminta pertandingan ulang pada BLI. Hal ini dikemukakan karena timnya merasa dikecewakan oleh kepemimpinan wasit. Bahkan manajer yang dikenal memiliki kumis tebal itu menyebut Najamuddin Aspiran seperti wasit yang tidak tahu aturan.

Hal senada datang dari kapten Maung Bandung Nova Arianto. Bek tangguh yang dibesarkan Persebaya Surabaya itu mengeluarkan komentar bernada sinis melalui akunnya di Twitter dan Facebook, dengan berharap Pelita tidak terdegradasi dan mengutarakan keyakinan hal itu dapat terwujud dengan catatan wasit yang memimpin pertandingan memiliki "kualitas" yang sama.

"Ha.5x selamat aja bt pelita semoga tdk degradasi,tp saya yakin kl wasit spt itu terus pelita pst lolos kok .. " demikian kata Nova selengkapnya.

Komentar lainnya datang dari legiun asing Persib Satoshi Otomo. Pemain Jepang yang pernah mengecap ketatnya kompetisi di Jerman itu, mengatakan kualitas wasit bagai wasit divisi tiga amatir di Jepang.

"Pertandingan kemarin merupakan pertandingan terburuk di sepakbola," ujar Satoshi yang pernah memperkuat FC Reimsbach.

Satoshi menambahkan, di Jepang tidak pernah ada stasiun televisi yang membatalkan siaran langsung apabila telah dipublikasikan jadwalnya.

Lalu siapakah Najamuddin Aspiran ini? Bagaimana kiprahnya di Superliga Indonesia?

Setelah ditelusuri, wasit asal Balikpapan itu ternyata pernah mendapat predikat sebagai wasit paling fair play. Kala itu, Najamuddin Aspiran mengalahkan kandidat lainnya yaitu Jimmy Napitupulu dan Aeng Suarlan.

Meski demikian, sebelumnya pada tahun 2007 Najamuddin Aspiran pernah diberitakan dipukul oleh pelatih Singo Edan saat itu Miroslav Janu di kabin pesawat seusai memimpin pertandingan antara Persmin dan Arema. Namun Janu akhirnya lolos dari hukuman karena dinilai tidak terbukti melakukan tindakan tersebut.

Pada musim kompetisi Superliga 2008/09, keluhan terhadap Najamuddin kembali mengemuka. Kali ini datangnya dari pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan yang merasa kekalahan timnya dari Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan karena ulah wasit yang tidak menjalankan tugas dengan baik.

Keluhan yang sama datang dari Pelita bulan Maret lalu ketika dikalahkan Persija Jakarta 2-0. Asisten pelatih Jajang Nurjaman mengatakan Najamuddin Aspiran terkesan berat sebelah, salah satu indikasinya adalah dianulirnya gol Reduanne Barkaoui.

Tidak berhenti di sana. Awal bulan ini, pelatih Persib Bandung Jaya Hartono mengutarakan hal serupa. Menurut pelatih yang pernah menuai sukses besar bersama Persik Kediri itu, Najamuddin tidak bisa melindungi pemain. Banyak keputusan pelanggaran yang seharusnya bukan pelanggaran dan begitu pula sebaliknya seperti yang dikutip dari Goal

(Khrisna)

Unsur Pidana Warnai Insiden Pelita Vs Persib

Kepolisian Resort Karawang menemukan adanya unsur pidana pada kericuhan di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Sabtu (24/4/2010), saat laga Pelita Jaya kontra Persib Bandung.

Kapolres Karawang AKBP Rudy Antariksawan bahkan mengaku sudah memeriksa oknum anggota DPRD Karawang Abbas Hadi Mulyana yang diduga kuat menjadi biang keladi pemicu kericuhan.

"Kami sudah periksa yang bersangkutan (Abbas) dan penyelidikan akan terus kita tingkatkan. Kita menduga ada unsur pidana disini," jelas Rudi, Senin (26/4/2010).

Ulah Abbas yang berlari menuju bench cadangan Persib diduga menyulut emosi ofisial dan suporter Persib. Padahal, orang yang tidak berkepentingan dilarang berada di sekitar area bench cadangan pemain.

Rudi mengaku, pihaknya akan serius menangani hal ini. Sebab, kericuhan yang terjadi menyebabkan banyak kerugian, baik materi maupun korban luka-luka. "Harus kita selesaikan agar semua pihak sadar akan akibatnya," pungkasnya seperti yang dikutip dari Okezone
(Khrisna)

Robby: Lupakan kekecewaan, Sib!

Robby darwis, berharap pemain melupakan kekecewaan di Karawang (Khr)
Pemain Persib Bandung enggan larut dalam kekecewaan pasca insiden kericuhan kontra Pelita Jaya Karawang, di stadion Singaperbangsa, Karawang, Sabtu (24/4/2010) silam. Kini, Eka Ramdani dkk siap menghadapi laga berikutnya.

Pelatih Robby Darwis menekankan agar para skuadnya tidak lagi memikirkan kekhawatiran non-teknis saat melawan Persitara Jakarta Utara, pada laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI), Rabu (28/4/2010) nanti.

"Kita memang masih kecewa, sedikit trauma dan khawatir jika wasit mengulang seperti yang dilakukan Najamudin Aspiran. Tapi sekarang kita coba berpikir positif saja," kata Robby, Senin (26/4/2010).

Meski begitu, Robby mengakui wajar jika para skuadnya masih khawatir soal faktor non-teknis, terutama masalah wasit. Namun, jajaran pelatih juga sudah memotivasi para pemain agar tetap tampil maksimal.

Motivasi tersebut, kata Robby, agar para pemain tetap fokus saat laga nanti. Apalagi, ini adalah laga tandang terakhir dalam LSI musim ini. "Kita harus raih kemenangan. Ini penting demi posisi kita di LSI," tegasnya seperti yang dikutip dari Okezone.
(Khrisna)

Stadion Singaperbangsa dan KRD Rusak


















Beberapa bagian Stadion Singaperbangsa Karawang rusak menyusul terjadinya kerusuhan pada pertandingan Pelita Jaya Karawang melawan Persib Bandung, Sabtu (24/4).

Kepala UPTD Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) dan Bangunan Pemerintahan pada Dinas Cipta Karya Kab. Karawang, Edi Khumaidi mengaku belum menghitung kerugian secara keseluruhan atas kerusakan tersebut. Nantinya, biaya perbaikan akan diganti oleh Pelita Jaya. ”Sekarang, kami masih menginventarisasi kerusakan,” kata Edi, Minggu (25/4).

Berdasarkan pengamatan ”PR”, tribun selatan stadion mengalami kerusakan paling parah. Pagar besi yang memisahkan ruang penonton dengan lapangan hancur diamuk massa. Bahkan, kaca-kaca di sekeliling stadion pecah dilempari batu.

Sebelumnya, pagar besi di stadion itu rusak saat pertandingan pertama Piala Indonesia antara Persib dan Persita Tangerang, Sabtu (17/4). Ketika itu, penonton membeludak di tribun timur. Pagar besi yang tidak mampu menahan tumpukan penonton itu pun ambrol. Menurut Edi, kerugian akibat kerusakan itu senilai Rp 10,5 juta. ”Yang baru diganti oleh Pelita Jaya sebesar Rp 5 juta,” ujarnya.

Kerusuhan itu pun berimbas ke luar stadion. Kereta Rel Diesel (KRD) jurusan Jakarta-Purwakarta yang mengangkut lebih dari enam ratus bobotoh Persib rusak parah hingga mencapai sembilan puluh persen. Kaca-kaca kereta pecah dirusak bobotoh yang melampiaskan kemarahannya setelah tim kesayangan mereka dipecundangi tuan rumah 1-2.

”Kami memperkirakan, kerugian total mencapai puluhan juta rupiah. Namun, persisnya berapa, masih kami hitung. Besok (Senin, red.), masih akan didata secara detail kerusakannya,” ucap Kepala Humas PT KA Daops II Bandung, Bambang Setya Prayitno saat dihubungi, Minggu (25/4) malam.

Bambang mengungkapkan, sebenarnya tidak ada koordinasi sebelumnya mengenai pengangkutan bobotoh ke Bandung. Padahal, berdasarkan kesepakatan, jika tidak ada koordinasi, mereka tidak dibolehkan menumpang kereta.

”Dalam keadaan seperti kemarin, kami tidak dapat mencegahnya. Termasuk saat mereka mulai melakukan perusakan. Untungnya, kondisi mulai terkendali saat mereka dialihkan ke Kereta Serayu menuju Bandung. Dengan dikawal polisi dan petugas dari PT KA, kerusakan tambahan bisa dicegah,” tuturnya.

PT KA yang kerap menjadi korban amuk suporter sepak bola tak ingin kejadian itu terus terjadi. Sepanjang 2010 ini saja, dari enam kasus perusakan yang terjadi, total kerugian yang harus ditanggung PT KA sudah lebih dari Rp 700 juta.

”Semua kami yang tanggung, tanpa ada ganti rugi dari pihak lain. Namun, kami tak dapat membiarkan ini terus berlanjut. Kami akan mengambil langkah tegas. Besok (Senin, red), kami akan menyurati sejumlah pihak terkait, mulai dari panitia pelaksana pertandingan, PT Liga Indonesia, juga pengurus klub supaya ikut menanggung kerugian akibat semua ulah perusakan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepolisian Resort Karawang akan mengusut peristiwa kerusuhan tersebut. Menurut Kepala Kepolisian Resort Karawang Ajun Komisaris Besar Rudi Antariksawan, pihaknya kini tengah mengkaji peristiwa tersebut. Kerusuhan itu merupakan yang pertama dan terbesar di Stadion Singaperbangsa Kab. Karawang. ”Setelah pengkajian ini, kami akan menyelidiki dan menginvestigasi peristiwa tersebut,” ucap Rudi saat dihubungi ”PR”, Minggu (25/4).

Rudi menyebutkan, dalam kerusuhan itu akan diusut kronologi peristiwa sehingga penyebabnya akan diketahui. Berdasarkan hasil investigasi, bisa ditemukan pihak yang paling bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Minta ketegasan PT LI

Manajemen Persib Bandung meminta ketegasan PT Liga Indonesia untuk membenahi kinerja wasit yang memimpin pertandingan kompetisi Liga Super Indonesia. Wasit yang bertindak berat sebelah menjadi penyebab buruknya kualitas kompetisi dan tidak sedikit pertandingan yang berujung kerusuhan.

Manajer Persib Umuh Muchtar yang dihubungi di Bandung, Minggu (25/4) mengatakan, sebelum kompetisi ada pertemuan dan pembahasan khusus mengenai wasit. Waktu itu semua pihak menyetujui aturan yang mengharamkan wasit bertindak memihak. Namun, menurut dia, dengan kepemimpinan wasit saat Persib bertandang ke kandang Pelita Jaya, Sabtu (24/4), semua kesepakatan itu seolah tidak berlaku.

”Dulu semua klub, termasuk wasit, sudah sepakat untuk bermain fair dan tidak ada lagi yang memihak atau berat sebelah. Namun, kenyataannya tindakan berat sebelah masih saja terjadi. Kalau dibiarkan terus, kompetisi tidak akan benar,” katanya.

Oleh karena itu, pihaknya akan langsung membuat surat keberatan kepada PT Liga Indonesia selaku badan yang memegang otoritas liga terkait kinerja wasit yang seperti tidak tahu aturan. Menurut Umuh, akibat kinerja wasit yang buruk dan ulah anggota DPRD Kab. Karawang, pertandingan akhirnya berakhir dengan kerusuhan. Pertandingan Pelita Jaya kontra Persib itu terhenti saat kedudukan 2-1 untuk Pelita. Hingga saat ini, keputusan akhir pertandingan masih belum diputuskan oleh PT Liga Indonesia.

”Tidak perlu selalu menyalahkan penonton. Siapa pun kalau diperlakukan tidak adil, tentu akan marah. Yang jelas, Senin ini kami akan kirim surat keberatan atas kinerja wasit dan meminta untuk pertandingan ulang di tempat netral,” kata Umuh.

Ia berharap, contoh kejadian itu akan menjadi pemicu sikap tegas dan meningkatnya pengelolaan kompetisi liga. ”Sepak bola itu hiburan bagi masyarakat, makanya harus berjalan baik. Tidak perlu ada kecurangan-kecurangan bila ingin tetap menghibur masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, akibat kejadian tersebut, Umuh mengatakan pihaknya mengalami trauma bertanding dengan tim-tim yang berada di zona degradasi. Termasuk untuk pertandingan melawan tuan rumah Persitara, Rabu (28/4). Persib, menurut dia, pernah dicurangi wasit saat melawan Persitara pada liga musim lalu di Lamongan, dan membuat pemainnya sempat melakukan aksi mogok bermain.

”Lawan Pelita yang posisinya di zona degradasi saja kami dikalahkan faktor nonteknis. Tentu wajar bila kami khawatir akan dicurangi wasit lagi saat bertandang ke kandang Persitara yang posisinya sama, Rabu nanti,” ujarnya.

Dikatakan Umuh, untuk laga tandang melawan Persitara, saat ini belum ada informasi mengenai kepastian tempat pertandingan. ”Kami akan bermain Rabu (28/4), tetapi saat ini belum ada kepastian tempat. Aneh dan sulit dimengerti. Mudah-mudahan saja besok (hari ini-red.) sudah ada kepastian,” katanya.

Sementara striker Persib, Cristian Gonzales mengaku kecewa dengan hasil pertandingan melawan Pelita dan diperlakukan tidak adil oleh wasit. Meski begitu, ”El Loco” berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi dan tidak berimbas pada permainan Persib.

”Kedua tim bermain sportif, tetapi wasit mengacaukan semuanya,” kata Gonzales. ”Kompetisi masih panjang dan belum berakhir. Persib masih butuh kemenangan. Untuk itu, kami harus secepatnya melupakan kekecewaan kemarin agar tidak menjadi bumerang bagi tim.”

(Khrisna) dari PR

Persib Kembali Ke Siliwangi

Harga tiket masuk laga kandang Persib Bandung dipastikan akan mengalami kenaikan. Hal itu terkait dengan rencana digelarnya 5 laga kandang di Stadion Siliwangi Bandung setelah Stadion Si Jalak Harupat direnovasi untuk keperluan Pekan Olahraga Daerah (Porda) XI/2010 mendatang.

Kenaikan harga tiket tersebut merupakan salah satu upaya yang ditempuh Panitia Pelaksana (Panpl) Persib untuk mengontrol jumlah penonton yang hadir di stadion. Karena seperti diketahui, kapasitas Stadion Siliwangi hanya mampu menampung kurang dari 20.000 penonton.

”Kami bukan ingin mengambil keuntungan dari kenaikan harga tiket tersebut. Tetapi kami ingin membatasi jumlah bobotoh yang hadir di stadion. Namun kami belum memutuskan kenaikan harga tiket tersebut. Tetapi diperkirakan kenaikannya tidak akan terlalu tinggi,” ujar Sekretaris Panpel Persib, Budi Bram kepada ”GM”, Minggu (25/4).

Menurut Budi, setelah memperoleh lampu hijau atas diperbolehkannya Persib menggunakan Stadion Siliwangi dari Polwiltabes Bandung, Panpel Persib langsung melayangkan surat izin secara resmi. Saat ini pun Panpel masih menunggu keluarnya surat izin tersebut. Diharapkan, surat tersebut dapat keluar pada pekan ini.

”Karena kita memang akan memberitahukan perpindahan stadion yang akan digunakan kepada PT Liga Indonesia. Nantinya mereka yang akan memberitahukan kepada tim yang akan berlaga melawan Persib,” kata Budi.

Kenaikan harga tiket tersebut pun, lanjut Budi, masih terkait dengan persyaratan yang diajukan Polwiltabes Bandung agar dapat membatasi jumlah penonton.

Namun dengan naiknya harga tiket tersebut, Panpel Persib juga telah menganggupi untuk menyediakan layar lebar untuk nonton bareng (nobar) bagi bobotoh yang tidak bisa masuk ke dalam stadion.

”Kita memang akan menggelar nonbar dengan layar lebar sesuai perintaan Polwiltabes Bandung. Tetapi untuk lokasinya kita juga belum memutuskannya,” aku Budi.

Hal itu dikarenakan sejumlah gelanggang olahraga (GOR), seperti GOR Saparua dan GOR Pajajaran yang diminta Polwiltabes untuk dijadikan lokasi nonbar tengah dipersiapkan untuk menggelar Porda. Namun Budi tetap memastikan layar lebar akan disediakan oleh Panpel Persib.

Disinggung tentang adanya kekhawatiran rusuh di Karawang akan berdampak pada izin yang akan diberikan Polwiltabes Bandung, Budi berharap hal itu tidak terjadi. Karena menurutnya, kondisi di Karawang sangat berbeda dengan di Bandung. Fasilitas keamanan Stadion Siliwangi pun lebih baik dibandingkan dengan Stadion Singaperbangsa Karawang.

”Mudah-mudahan Polwiltabes Bandung bisa memahami hal itu. Sebelumnya, Panpel Persib pun mengucapkan terima kasih kepada Kapolwiltabes Bandung yang sudah memberikan izin untuk menggelar pertandingan Persib di Stadion Siliwangi,” tukasnya.

(Khrisna) Sumber Galamedia

Kepolisian Minta Panpel Agar Menyediakan Fasilitas Nonton Bareng

Kepolisian meminta pihak Panitia Pelaksana (Panpel) Persib untuk menyediakan tempat nonton bareng pada laga Persib melawan Persipura di Liga Super Indonesia yang kemungkinan digelar di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (2/5).

Kapolwiltabes Bandung Komisaris Besar Imam Budi Supeno memberikan beberapa masukan kepada panpel terkait penyelenggaraan pertandingan di Stadion Siliwangi itu. Pihaknya mengingatkan panpel Persib agar menyediakan fasilitas nonton bareng (nonbar) di luar Stadion Siliwangi. Hal itu untuk menampung bobotoh yang tidak bisa masuk stadion menyaksikan pertandingan. Pasalnya, kapasitas Stadion Siliwangi tidak mampu menampung penonton yang membeludak setiap pertandingan digelar.

"Kita siap mengawal pelaksanaan pertandingan Persib di Stadion Siliwangi. Tapi dengan catatan, panpel wajib menggelar nonton bareng di luar Stadion Siliwangi," ujar Imam seusai melakukan MOU kesepakatan moral di jajaran reserse wilayah hukum Polwiltabes Bandung, di aula Mapolwiltabes Bandung, Jumat (23/4).

Ia menyarankan tempat pelaksanaan nonton bareng antara lain di GOR Pajajaran atau Lapangan Saparua. Hal itu agar penonton tertampung dan terpusat di beberapa titik. Dengan begitu, pengawasan oleh pihak kepolisian bakal lebih terkontrol. "Dengan demikian, bobotoh yang tidak bisa masuk stadion bisa ditampung di situ. Itu harus dilakukan," katanya.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ujar Imam, pihaknya bakal melakukan razia sebelum bobotoh memasuki stadion. Hal itu untuk mencegah bobotoh membawa barang terlarang dan membahayakan.

Sekretaris panpel, Budhi Bram Rachman mengatakan akan memenuhi permintaan polisi agar laga Persib berlangsung tertib dan lancar.

(Khrisna) Sumber PR

Trauma Jelang Lawan Persitara

USAI dikerjai wasit Najamudin Aspiran di Karawang,Sabtu (24/4). Persib kembali akan bertandang ke kandang Persitara Jakarta Utara, Rabu (28/4) mendatang pada lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2009/2010.

Ada pengalaman pahit saat Persibberhadapa dengan "Laskar Si Pitung" tersebut. Tahun lalu tepatnya pada 2 Juni 2009, saat menjamu Persib di Stadion Surajaya Lamongan, Persitara dinilai telah mengganggu netralitas wasit. Saat itu, wasit Setiono dianggap terlalu memihak pada Persitara. Tujuannya jelas, ingin memenangkan Persitara sehingga dapat lolos dari jurang degradasi. Pada pertandingan No. 254 itu, Persitara menang 4-1 atas Persib.

Atas kepemimpinan wasit Setiono, para pemain yang berada di tengah lapangan melakukan aksi mogok main. Waktu itu, para pemain dengan sengaja membiarkan pemain Persitara, Prince Kabir Bello mencetak gol keempat sekitar lima menit menjelang pertandingan berakhir. Dan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pun menilai para pemain Persib tidak bertindak sportif. Komdis PSSI menjatuhkan hukuman larangan bermain di satu pertandingan kepada 11 pemain Persib Bandung.

Para pemain yang mendapat hukuman itu adalah Tema Mursadat (kiper), Maman Abdurrahman, Nyeck Nyobe, Waluyo, Eka Ramdani, Hariono, Cristian Gonzales, Gilang Angga Kusumah, Siswanto, Hilton Moriera, dan Rafael Bastos. Mereka dilarang bermain sebanyak satu kali pertandingan di kancah sepak bola yang ada di bawah naungan PSSI.

Manajer Persib Bandung, H. Umuh Muchtar pun secara tegas telah memasukkan Setiono pada daftar hitam wasit Indonesia. Secara tegas menolak bermain jika wasit Setiono memimpin laga Persib.

(Khrisna)
Sumber: Galamedia

"Tahan Emosi!", Max, "Lawan Senang Jika Persib Hilang Konsentrasi"

Para pemain Persib Bandung diminta untuk segera bangkit dan melupakan kasus yang menimpa di Stadion Singaperbangsa Karawang, Sabtu (24/4) lalu. Persib harus tetap fokus untuk menghadapi laga-laga berikutnya termasuk melawan Persitara Jakarta Utara di Jakarta, Rabu (28/4) mendatang.

"Sudah lupakan kasus di Karawang lalu. Persib harus fokus kembali untuk pertandingan berikutnya. Kalau terus terlena pada trauma, Persib akan sulit untuk meraih kemenangan," ujar salah seorang legenda Persib Bandung, Max Timisela di Stadion Persib, Jln. Ahamd Yani, Minggu (25/4).

Menurut Max, para pemain Persib harus menghilangkan prasangka buruk terhadap kepemimpinan wasit. Sebelum pertandingan berjalan, para pemain harus sudah siap terhadap segala keputusan wasit. Apalagi jika berlaga di kandang lawan.

Setiap keputusan wasit di pertandingan, lanjutnya, para pemain harus dapat menerimanya dengan kepala dingin. Karena jika ditanggapi dengan emosi, hanya akan menguntungkan lawan.

"Kalau emosi, justru itu yang diharapkan lawan. Mereka akan senang jika Persib kehilangan konsentrasi. Jadi pemain harus bisa mengatur emosi," katanya.

Max menambahkan, kejadian berpihaknya wasit memang bukan pertama kali diterima oleh Persib. Bahkan saat ia masih bermain pun, wasit sering berpihak pada lawan. Dengan demikian, harus diketahui oleh para pemain, kualitas wasit di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.

"Karena itu, pandai-pandai pemain membawa emosi. Bukan tidak mungkin, wasit bahkan akan berpihak pada Persib meski pun bermain di kandang lawan," ujarnya.

Hal senada diungkapkan pemain Persib Bandung, Cristian Gonzales. Meski mengaku masih jengkel dengan kejadian di Karawang, "El Loco" memilih untuk fokus pada laga melawan Persitara nanti.

"Saya kecewa Persib kalah karena tidak diperlakukan adil oleh wasit. Tetapi liga belum selesai. Persib pun masih butuh kemenangan. Seharusnya kita mulai melupakan kekecewaan agar tidak menjadi bumerang saat bertanding di laga selanjutnya," kata Gonzales, kepada wartawan,

Gonzales khawatir jika timnya masih terkekang rasa trauma. Ia mengimbau Eka Ramdani cs. agar secepatnya memulihkan mental bertanding sehingga mampu menuai poin sempurna di sisa 6 laga LSI musim ini. Dan khusus untuk pertandingan kontra Persitara, Gonzales berharap wasit yang memimpin jalannya laga bisa bertindak netral.

"Kejadian di pertandingan melawan Pelita jangan sampi diulangi lagi. Kita berharap wasit bisa adil di pertandingan berikutnya. Saya tidak ingin, kejadian musim lalu saat kita mogok main di kandang Persitara kembali terulang," tegasnya.

Apalagi, El Loco masih berharap Persib bisa finis di urutan kedua LSI tahun ini.

(Khrisna)
Sumber: Galamedia

Persib "gugat" PSSI. Umuh: "Sebaiknya Liga dihentikan saja"



Buntut rusuhnya laga melawan Pelita Jaya di Stadion Singaperbangsa Karawang, Sabtu (24/4) lalu, kubu Persib Bandung akan melayangkan surat protes dan "menggugat" PSSI. Surat itu rencananya akan dibawa langsung Sekretaris Persib, Yudhiana ke Jakarta hari ini, Senin (26/4).


Salah satu butir isi surat yang akan dilayangkan Persib tersebut, yaitu perilaku wasit Najamudin Aspiran yang dianggap merugikan Persib. Persib pun akan meminta keadilan atas kejadian tersebut.

"Kita meminta wasit benar-benar ditindak tegas karena sangat jelas memihak tim tuan rumah. Saya rasa akan sangat keterlaluan jika PSSI tidak menindak wasit," ujar Manajer Persib Bandung, H. Umuh Muchtar kepada wartawan, Minggu (25/4).

Umuh berharap PSSI bisa memegang teguh komitmen tentang pemberantasan mafia wasit di persepakbolaan Indonesia. Karena kasus seperti yang menimpa di Karawang, bukan kali pertama diterima Persib. Pada beberapa kasus, Persib sering "dikalahkan" wasit yang lebih memihak tuan rumah.

"Lebih baik liga dihentikan saja kalau masih banyak wasit yang tidak becus memimpin pertandingan. Terus terang kita sangat sakit hati dengan insiden yang terjadi di Singaperbangsa kemarin," ujar Umuh.

"PSSI harus bisa memegang komitmennya sendiri tentang pemberantasan mafia wasit. Saya pun memegang teguh pertemuan manajer tim, wasit, dan BLI beberapa waktu lalu, terkait kesepakatan menjunjung tinggi sportivitas. Olahraga sepak bola itu hiburan, tetapi kalau masih ada wasit yang enggak bener, ya ngapain kompetisi ini diteruskan, karena hanya akan menyudutkan tim-tim yang tidak berdaya saja," lanjutnya.

Umuh mengakui, dampak dari kasus tersebut, timnya dilanda trauma cukup hebat. Dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengembalikan kepercayaan diri para pemain. Mental bertanding para pemain memang menurun akibat kasus memalukan tersebut. "Kami berharap peristiwa di Stadion Singaperbangsa itu tidak terjadi lagi," tegas Umuh.

"Maung Bandung" sendiri dijadwalkan bakal kembali melakoni laga tandang pada Rabu (28/4) mendatang. Dan kembali Umuh berharap agar laga tersebut dapat berjalan secara fair.

"Ya mudah-mudahan saja kejadian tahun lalu saat kita dijamu Persitara di Lamongan tidak kembali terulang. Secara pribadi saya sudah sangat capek terus-menerus dikerjain wasit. Saya berani mengatakan, Persib punya kualitas permainan sangat baik dan jika wasit netral, kita akan benar-benar merasa berterima kasih," tukasnya. (B.98)**


(Khrisna)
sumber: Galamedia

We are back B-)


Copyright © 2010 beritabobotoh.blogspot.com. All Rights Reserved.
Setiap materi dalam Situs ini boleh Anda kutip, sepanjang Anda mengikuti ketentuan Creative Common Attribution-NonCommercial-ShareAlike 2.0.

Profil/Biodata

Markus--Nova-Satoshi (Mantan pemaen)-Atep-Gilang-Munadi-Gonzalez-Airlangga-

Pengunjung Hari Ini


Copyright © 2010 Beritabobotoh.blogspot.com. All Rights Reserved.