GILANG Angga jadi andalan sisi kanan Persib Bandung pada Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Tapi, semakin bertambahnya usia, bayang-bayang pengujung karir pun menghantui.
PROFESI sebagai pesepak bola profesional begitu menjanjikan. Saat berada di puncak karir, pundi-pundi rupiah mengalir deras ke kantong pribadi. Namun, itu tidak berlangsung permanen. Ketika usia mulai melewati 30 tahun, bayang-bayang pengujung karir pun menghantui.
Winger Persib Bandung Gilang Angga Kusuma boleh jadi merasakan nikmatnya karir keemasan. Maklum, dia telah 7 musim berkostum Maung Bandung, julukan Persib, dan selalu mendapat tempat utama di tim inti meski gonta-ganti pelatih. Kini Gilang telah menginjak usia 29 tahun dan menyadari kiprahnya di dunia sepak bola tak lama lagi.
Gilang pun mulai menyisihkan sebagian penghasilannya sebagai tabungan untuk dijadikan modal usaha properti. Saat ini dia juga mulai usaha kecil-kecilan dengan menyewakan 10 kamar kos di daerah Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung.
''Saya memang harus berpikir keras sejak sekarang, soal menentukan pijakan hidup di masa mendatang setelah pensiun dari profesi sebagai pesepak bola,'' ujarnya.
Gilang mengatakan telah mendapat banyak masukan dari para seniornya. Maka, dia seakan membuka mata bahwa glamoritas di dunia sepak bola tidak berlangsung lama. Mirisnya kehidupan para mantan atlet akibat tidak memiliki pegangan setelah pensiun membuatnya banyak belajar soal pengembangan dunia bisnis.
''Setelah kami pensiun, tentu saja tidak ada penghasilan lagi. Saya sudah menyaksikan banyak mantan atlet yang hidup mereka sangat prihatin. Saya harus punya pegangan nanti,'' tegas pemilik nomor punggung 12 itu.
Di samping bisnis properti, Gilang telah menginvestasikan sebagian penghasilan untuk mendirikan sekolah sepak bola (SSB) bernama Eleven. SSB tersebut dibangun dari sejumlah dana gabungan bersama salah seorang sahabat karibnya.
Hingga saat ini, SSB yang juga berdomisili di Dayeuh Kolot itu beranggota sekitar 200 siswa. Gilang menjabat sebagai kepala sekolah (Kepsek) dibantu beberapa instruktur pengajar.
''Alhamdulillah, bisnis SSB walau kecil tetap lumayan prospektif. Tetap saja, bisnis yang saya prioritaskanadalah properti,'' ucap pria yang baru saja mendapatkan gelar sarjana itu.(diq)
Sumber: Pasundan Express
0 Komentar:
Post a Comment
Silakan isi box komentar